Penyiapan bibit untuk ubikayu sambung sangat menentukan keberhasilan tanaman, oleh karena itu diperlakukan lebih khusus dibandingkan bibit ubikayu biasa (tanpa sambung). Terdapat tiga macam bibit di tingkat petani, yaitu:

Disiapkan batang atas ketela karet (Manihot glasiovii) dan batang bawah (varietas unggul maupun unggul lokal) yang berdiameter sama, tidak terlalu muda maupun tua (Gambar 1). Bahan untuk bibit yang sudah disiapkan hendaknya ditaruh di tempat yang teduh agar getahnya tidak mengering. Waktu yang tepat untuk penyambungan adalah pada musim kemarau pada bulan Agustus – September karena getahnya kental sehingga memudahkan proses penyambungan dan tingkat keberhasilannya tinggi. Bila penyambungan dilakukan pada musim hujan, getahnya encer sehingga menghambat proses penyambungan.

Bibit Randan adalah bibit yang berasal dari bibit sambungan yang telah dipanen dan ditanam lagi. Penggunaan bibit Randan dapat diulang 3 – 4 kali sehingga disebut Randan-1 (pengulangan pertama), Randan 2 (pengulangan kedua) begitu seterusnya (Gambar 2). Atas dasar pengalaman petani hasil umbi yang terbaik adalah dari bibit Randan-1 dan Randan-2.
Cara penyiapan bibit Randan adalah dengan memotong sedikit bagian pangkal batang tempat kedudukan umbi dan memotong batang atas yang disisakan 4 – 5 mata tunas. Keuntungan penggunaan bibit Randan adalah:
1. Sambungan sudah kuat, tidak mudah patah
2. Cepat bertunas
3. Produksi lebih tinggi daripada sambungan baru
4. Pertumbuhan tanaman lebih kokoh
5. Tidak memerlukan biaya penyambungan
c. Bibit Sambung Batang atau Sambung Pucuk
Bibit sambung batang atau pucuk adalah bibit yang penyambungannya dilakukan di lapang pada tanaman yang berumur 2 - 3 bulan. Caranya, dengan memotong miring batang ubikayu yang telah tumbuh kemudian disambung dengan batang ketela karet. Cara ini dinilai kurang efektif oleh petani karena mudah patah, butuh waktu yang lebih lama, dan memerlukan ketrampilan yang lebih baik dibandingkan sambung sistem Mukibat.

Hasil percobaan di KP Genteng menunjukkan bahwa dengan cara sambung Mukibat, klon Adira-4, UJ-5, Kaspro dan lokal Dampit dapat mencapai hasil 90,4 t – 99,67 t/ha, sedangkan dengan cara biasa menghasilkan 54,3 t – 61,87 t/ha. Rata-rata kadar pati pada cara Mukibat lebih rendah dibandingkan cara biasa yaitu 20,8% dan 22,5%. Sedangkan kadar air umbi dan kadar HCN pada cara Mukibat cenderung lebih tinggi dibandingkan cara biasa. Kadar bahan kering dan kadar gula total relatif sama antara ubikayu sambung maupun ubikayu biasa.
Disarikan oleh Didik Sucahyono dari: Budhi Santoso Radjit, Nila Prasetiaswati, dan Erliana Ginting. 2010. Potensi Peningkatan Hasil Ubikayu melalui Sistim Sambung (Mukibat). Iptek Tanaman Pangan, 5 (2) 2010:197-209.
Sumber : http://www.puslittan.bogor.net