Sistem Klasifikasi berdasarkan berbagai sumber penelusuran dapat dilihat berikut ini
Sumber |
Rank |
Classification |
The Integrated Taxonomic Information System and T Orrell (custodian) in
Species 2000 & ITIS Catalogue of Life: Annual Checklist 2009
view in classification
|
Species
|
|
National Center for Biotechnology Information
|
Species
|
|
Integrated Taxonomic Information System (ITIS)
view in classification
|
Species
|
|
IUCN Red List
|
|
|
IUCN Red List
view in classification
|
|
|
National Center for Biotechnology Information
view in classification
|
Species
|
|
BioLib.cz Import
|
|
|
BOLDS resource for species-level taxa
|
|
|
Catalogue of Life
|
Species
|
|
TaxonConcept.org outlinks
|
|
|
USDA Plants
|
|
|
Wikipedia
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kayu Ulin (Eusideroxylon zwagweri) merupakan kayu yang sangat
kuat dan tahan serangan rayap dan serangga penggerek batang, perubahan
kelembaban dan suhu serta air laut, sehingga sering disebut sebagai kayu
besi. Batang kayu tersebut sangat keras dan sangat berat, sehingga
tenggelam dalam air. Kayu Ulin banyak tumbuh di Kalimantan dan sebagian
Sumatera. Selain untuk membangun rumah adat masyarakat Dayak, ulin juga
digunakan antara lain untuk sumpit, bagian kapal dan jembatan.
Namun kini, kayu ini terancam punah, Ulin dilarang diperjualbelikan.
Kelangkaan dipicu pertumbuhan ulin sangat lambat. Biji ulin besar dan
berpelindung kuat semacam zat tanduk. Pelindungnya tebal seperti batok
kelapa. Ketika jatuh ke tanah tidak langsung tumbuh. Buah yang dibiarkan
jatuh itu baru mengeluarkan tunas setelah enam bulan hingga satu tahun.
Zat tanduk ulin lebih banyak dibandingkan dengan kayu lain. Teras atau
bagian luar ulin juga lebih kuat. Jika ingin tumbuh lebih cepat, buah
harus dipecahkan.Buah diperlakukan khusus dengan mengikir cangkang.
Meski demikian, budidaya belum juga berhasil. Padahal sejumlah
penelitian telah dilakukan.
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kalimantan Tengah Sipet Hermanto
mengakui, budidaya di Kalteng belum menunjukkan hasil yang baik.
“Beberapa perusahaan kehutanan sudah pernah mencoba membudidayakan pohon
itu, tetapi hasilnya belum signifikan”, jelasnya. Persoalannya
pertumbuhan ulin sangat lambat. Pemerintah setempat berencana membuka
kawasan konservasi ulin di Kabupaten Katingan. Luas lahan yang disipkan
sekitar 200 hektar. Program itu akan dimulai pada tahun 2012.
Buah ulin berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 15 sentimeter dan
berdiamater sekitar 7 sentimeter. Selain dikikir, perkecambahan bisa
dipercepat dengan menggoreng . Buah digoreng bukan dengan minyak
melainkan dengan pasir. Lambatnya perkembangan ulin itu ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan diameter pohonnya. Dibandingan dengan
rata-rata diameter pertumbuhan pohon meranti, lebih kurang satu
sentimeter per tahun. Sementara pertumbuhan ulin hanya 0,058 sentimeter
dalam setahun.
Peremajaan menjadi perhatian utama untuk mengembalikan pamor kayu ulin sehingga kayu ini tidak punah selamanya. |
|
|
|
|
|
Informasi dari Wikipedia Berbahasa Indonesia tentang Kayu Ulin adalah sebaagi berikut:
?Ulin |
|
Status konservasi |
|
Klasifikasi ilmiah |
Kerajaan: |
Plantae |
(tidak termasuk) |
Magnoliids |
Ordo: |
Laurales |
Famili: |
Lauraceae |
Genus: |
Eusideroxylon |
Spesies: |
E. zwageri |
|
Nama binomial |
Eusideroxylon zwageri
Teysm. & Binnend. |
Ulin atau disebut juga dengan bulian atau kayu besi adalah pohon berkayu dan merupakan tanaman khas Kalimantan.[1] Kayu ulin terutama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan.[2] Ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan. [1]
Morfologi
Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm [3]. Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m.[3]
Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut
dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok
dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa.[4]Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras.[4] Pohon ulin agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin.[5] Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang.[5]
Pemuliaan
Proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik.[6] Perkecambahan biji
Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase
keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga
sedikit.[6] Penyebaran permudaan alam secara umum cenderung mengelompok. [6] Ulin tumbuh di dataran rendah primer dan hutan sekunder sampai dengan ketinggian 500m.[6] Biji ulin lebih suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. [6]Hal ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm.[6] |
|
|
|
|
|
Galeri spesies : Eusideroxylon zwageri
Teknik Budidaya Ulin
(Informasi dari Balai Teknologi Reboisasi Palembang Badan penelitian
dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan dan Perkebunan)
- PENDAHULUAN
Ulin (Eusideroxylon zwageri T. et. B) merupakan salah satu jenis
penyusunan hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah
Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama
daerah : bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m
dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian
400 m dpl.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi di dalam air, tiang bangunan,
sirap, papan lantai, jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang
memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat.
Dalam rangka pengembangan tanaman ulin, diperlukan informasi dan kajian
budidaya yang tepat sesuai dengan karakteristik tempat hidupnya.
- PENGADAAN BIBIT
- Pengadaan Benih
Pohon ulin berubah setiap tahun, pada bulan Juli – Oktober. Buah ulin
berbentuk bulat lonjong dengan garis tengah 5 – 10 cm dan panjang 10 –
20 cm. Buah muda berwarna hijau dan menjadi coklat setelah masak. Daging
buah akan lepas dari biji melalui proses pembusukan selama ±1-2 bulan.
Biji berwarna putih gading dengan kulit biji yang keras setebal 1-2 mm.
Untuk memecahkan kulit biji yang keras, dapat dilakukan skarifikasi
dengan merendam dalam air selama 2 jam, kemudian dikeringkan di bawah
sinar matahari selama 2 hari. Cara skarifikasi dengan menggunakan
bantuan alat yang tajam dapat merusak kotilendon.
- Perkecambahan
Perkecambahan ulin dapat dilakukan langsung ke kantong plastik atau melalui
bedeng tabur. Perkecambahan melalui bedeng tabur memberikan hasil yang lebih baik.
- Bedeng Tabur
Bedeng tabur dibuat dengan menggunakan sungkup dari plastik transparan
berbentuk setengah lingkaran dengan garis tengah 70 cm. Sungkup dibuat
di bawah tegakan atau naungan.
Media yang digunakan untuk perkecambahan adalah pasir yang telah
disterilkan,
dengan cara : solarisasi, digoreng sangan atau fumigasi media dengan
fungisida (Dithane M-45). Tebal pasir di bedeng tabur minimal 20 cm,
mengingat pertumbuhan akar ulin sangat sepat dan panjang.
- Penaburan Benih
Penaburan dilakukan setelah benih diskarifikasi. Benih ditabur sedalam
¾ dari ukuran benih dengan posisi mendatar.
Benih mulai berkecambah pada hari ke 33 sampai siap sapih pada hari ke
69 (umur 8 minggu). Dengan cara tersebut diperoleh hasil persen kecambah
di atas 95%.
- Penyapihan
Penyapihan bibit dari bedeng tabur ke sapihan dengan menggunakan kantong
plastik ukuran 20 x 30 cm. Media yang digunakan adalah campuran tanah,
pasir dan kompos dengan perbandingan 7 : 2 : 1. Penyapihan dilakukan
pada pagi
atau sore hari pada tempat yang teduh.
Bedeng sapih dibuat di bawah naungan dengan kondisi sebagaimana bedeng
tabur. Dalam penyapihan bibit ulin, yang perlu diperhatikan adalah
hal-hal sebagai berikut:
- Akar tunjang jangan sampai terlipat atau patah, mengingat akar cukup
panjang dan besar;
- Biji jangan sampai terputus/terlepas dari bibitnya, karena terpisahnya
biji dari bibit akan menyebabkan kematian bibit tanaman.
Bibit di tingkat sapihan memerlukan waktu 3-4 bulan dan bibit siap tanam
di pangan. Bibit asal cabutan anakan alam yang sering digunakan untuk
pertanaman, pertumbuhannya kurang baik di lapangan, karena mungkin
disebabkan terlepasnya biji dari bibit.
- Pemeliharaan Bibit
- Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu hari. Pemupukan
diberikan apabila pertumbuhan bibit di bedeng sapih kurang baik. Pupuk
yang biasa digunakan adalah NPK (15:15:15) dengan dosis 10 gr per kantong
plastik.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terlihat adanya gejala
serangan. Insektisida atau fungisida yang digunakan disesuaikan dengan
jenis jamur ataupun serangga yang menyerangnya.
- PEMBUATAN TANAMAN
- Persiapan Lapangan
- Pemilihan Lokasi
Ulin termasuk jenis semi toleran, yang pada waktu mudanya memerlukan
naungan dengan intensitas tertentu. Pertumbuhan awal terbaik pada
instensitas cahaya 5-25%. Penanaman pada lahan terbuka, perlu ditanami
terlebih dahulu dengan jenis tanaman lain yang bertajuk rapat sehingga
mencapai instensitas cahaya di bawah tegakan sebagaimana tersebut di
atas.
- Persiapan Lapangan
Areal yang akan digunakan perlu dibersihkan dari belukar yang dapat
mengganggu penanaman dengan cara jalur selebar 2 m. Ajir tanaman
dipasang dengan jarak 4 x 4 m. Lubang-lubang tanam dibuat dengan ukuran
30 x 40 cm dengan kedalaman 30 cm.
- Penanaman
Penanaman dilakukan pada waktu awal musim penghujan, diikuti dengan
pengairan. Pada saat penanaman, biji juga harus tetap dijaga agar jangan
sampai terlepas dari bibitnya.
- Pemeliharaan
- Penyulaman
Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman. Penyulaman sebaiknya
dilakukan pada waktu musim hujan masih ada.
- Penyiangan dan Pendangiran
Penyiangan dilakukan setiap 4 bulan sekali pada tahun pertama dan 6
bulan sekali pada tahun berikutnya. Penyiangan dilakukan secara jalur
dengan lebar 1 m ke kanan dan kiri tanaman. Pendangiran dilakukan
bersamaan dengan
pendangiran.
- Pemupukan
Jenis dan dosis pemupukan yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman. Pemupukan dilakukan satu tahun sekali. Pupuk NPK (15:15:15) dengan
dosis 100 gr per pohon memberikan hasil yang lebih baik. Pemupukan awal
dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|